Kapal Bawa Cerobong PLTU Dikabarkan Hilang Kontak di Indramayu

Kapal Bawa Cerobong PLTU Dikabarkan Hilang Kontak di Indramayu
Kapal hilang kontak di perairan Indramayu. (Foto: detik)

JAWABARAT,(PAB)----

Kapal pembawa cerobong untuk PLTU yang berlayar menuju Pelabuhan Batang, Jawa Tengah dikabarkan hilang kontak di perairan Indramayu. 


Kepala Basarnas Jawa Barat Riyadi melalui Koordinator Humas Joshua Banjanahor membenarkan adanya kabar tersebut. Joshua mengatakan kapal jenis Tug Boat bernama Bg Yamani II itu berlayar sejak 30 Juni lalu dari Pelabuhan Bojonegoro menuju Pelabuhan Batang. Pada 4 Juli lalu, kapal dinyatakan hilang kontak saat berada di perairan Indramayu. 

"Iya benar. Ada sembilan orang anak buah kapal (ABK) dalam kapal itu," kata Joshua kepada detikcom melalui pesan singkat, Sabtu (7/7/2018). 
 

Hingga saat ini, kata dia, Kantor SAR Bandung terus berkoordinasi dengan instansi lain terkait keberadaan kapal tersebut. 

"Info terakhir kondisinya baik, namun komunikasi terputus. Kita masih memantau. Harapannya selamat. Terakhir infonya kecepatan kapal itu 3 sampai 3.5 knot," katanya.

Ia mengatakan hasil koordinasi dengan pihak UPP Indramayu menyatakan kapal tersebut sudah melanjutkan perjalanannya menuju Pelabuhan Batang. Namun, keterangan berbeda disampaikan oleh PLTU Sumur Adem. Dikatakan Joshua, hasil koordinasi dengan PLTU Sumur Adem menyatakan ada beberapa kapal jenis Tug Boat lain yang diarahkan untuk bersandar ke PLTU Sumur Adem 

"Karena cuaca buruk kapal diimbau bersandar di PLTU Sumur Adem. Kita sedang mekroscek keberadaan kapal itu, apakah ikut bersandar atau tidak. Sementara, hasil koordinasi dengan Pertamina Balongan, kapal itu belum bisa dihubungi," katanya. 

Joshua menambahkan akhir-akhir ini kecelakaan kapal tengah marak. Pihaknya mengimbau kepada pemilik kapal dan seluruh pengguna transportasi perairan untuk lebih meningkatkan keselamatannya. 

"Kita imbau agar lebih memperhatikan ketersediaan alat keselamatan dari life jacket, sekoci, hingga mengecek alat komunikasinya. Tujuannya untuk mengurangi resiko jatuhnya korban dalam kecelakaan," ujar Joshua. (detik)

Berita Lainnya

Index