Lagi, JPKP Perjuangkan Nasib Bayi Kritis agar dapat Bantuan Medis dan Biaya Berobat

Lagi, JPKP Perjuangkan Nasib Bayi  Kritis agar dapat Bantuan Medis dan Biaya Berobat
Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan

MEDAN,(PAB)----

Usai membantu perolehan biaya perawatan dan biaya perobatan Andry Armadita, bayi prematur di RS. Imelda Medan, kini hal serupa juga diharapkan Bayi , Rindu Daniaty (1,5) yang sedang mengalami sakit parah dan kondisi kritis  dalam perawatan di RS. Adam Malik Medan.
Bayi yang belum diketahui penyakitnya itu kini berbaring lemas tak berdaya menunggu kepastian status nya dalam penanganan dokter di ruang Rindu RS. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Lembaga JPKP yang menerima pengaduan masyarakat tentang kondisi bayi yang sempat mengalami kecewa lantaran tidak segera di rawat di RS. Adam Malik setelah mendapat rujukan karena biaya dan status bayi yang belum memiliki Asuransi BPJS Kesehatan kontan saja merespon pengaduan itu dan JPKP Provinsi Sumut segera melakukan upaya penyelamatan nyawa bayi kritis untuk mendapatkan hak hidupnya melalui perolehan penangan medis.

Kepala Bidang Penmas JPKP Sumut, Ria Sitompul bersama Tim nya berkoordinasi kepihak RS. Adam Malik untuk segera melakukan tindakan penanganan medis terhadap Rindu, dan setelah itu lah ada penanganan medis.

Ria mengatakan proses upaya perawatan dan perobatan Rindu untuk memperoleh kartu Asuransi BPJS Kesehatan mengalami banyak kendala.
 
Bahkan untuk memperoleh surat rekomendasi Dinas Kesehatan saja pun, tim di hadapkan prilaku yang tidak mengayomi.
" kami hanya bermohon untuk dapat dilayani memperoleh surat rekomendasi dinas kesehatan agar bayi Rindu mendapatkan hak nya sebagai warga negara Indonesia hidup dan sehat agar segera ditangani medis" ujar Ria kepada Wartawan di kafe Decoco coffe Jl. Kejaksaan Medan.Jumat (8/6/18).

Terang Ria, sebelumnya Kepala Dinas Medan, Drg. Hj. Usma Polita Nasutio, sebelumnya sangat "welcome" terhadap Lembaga JPKP Sumut yang telah membantu Ardy (prematur-red) mendapat perobatan gratis anggaran APBD Kota Medan.

Tetapi, bayi Rindu nasibnya masih terkatung- katung akibat sistim birokrasi yang terkesan ABS (Asal Bos Senang).


"Salaseorang pegawai dinas kesehatan pemko Medan justru mengusir kami dengan paksa" kata Ria menceritakan.

Tambah Ria, prilaku oknum pengawai pelayanan kesehatan Kota Medan inisial SML, itu jauh dari prinsip pelayanan Indonesia Sehat, meskinya  pelayan masyarakat tidak berprilaku seperti itu.
"Kami akan lakukan tindakan dan upaya lain untuk bisa membantu Bayi Rindu diobati" tegasnya.
Setelah kejadian tersebut, Ria segera akan melayangkan surat ke Presiden RI, Jokowidodo ke Jakarta.(Evi)

Berita Lainnya

Index