KRI Kurau Perkuat Lantamal II Padang

KRI Kurau Perkuat Lantamal II Padang

Tua Pejat, Sumbar, (PAB) ----

Lantamal II Padang, Sumatera Barat menambah kekuatan armada dengan empat Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk patroli dan pengawasan wilayah perairan di daerah itu. Satu diantaranya adalah KRI Kurau.

KRI Kurau 856 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, dan kecepatan maksimum mencapai 24 knot. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 17 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal berbobot 230 ton ini mampu memuat kapasitas bahan bakar hingga 56.000 liter.

Dirunut dari ‘kodratnya’ sebagai kapal patrol, KRI Kurau 856 tidak dilengkapi senjata sekelas rudal anti kapal, meski begitu sebagai generasi kapal patroli modern, TNI AL melengkapi KRI Kurau 856 dan PC-40 lainnya dengan kanon reaksi cepat. Berdasarkan spesifikasi teknis (spektek), PC-40 akan dilengkapi kanon Oto Melara laras tunggal kaliber 30 mm buatan Italia.

Oto Melara 30 mm adalah varian terbaru yang ditawarkan Finmeccanica menganut teknologi MARLIN WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Dari segi instalasi, Oto Melara 30 mm dirancang mudah untuk dipasang di semua jenis tipe kapal perang, tidak diperlukan rekayasa pada desain internal lambung kapal, alias tinggal plug in pada dudukan. Untuk kapal patroli cepat, Oto Melara 30 mm dirancang sebagai senjata utama, namun bila dipasang di frigat/korvet, maka akan menjadi senjata lapis kedua.

Dengan desain modular, kubah Oto Melara ini dapat diganti pasang jenis larasnya, bila menggunakan kaliber 30 mm, larasnya Mauser MK30-A2 atau ATK-MK44. Sementara bila menggunakan kaliber 25 mm, larasnya menggunakan ATK-M242 atau Oerlikon KBA. Dengan dukungan CMS (Combat Management System), Oto Melara 30 mm sanggup meladeni multi target. Dukungan perangkat pada kubahnya mencakup optical sensor suite untuk mendukung pencitraan siang dan malam. Bisa lagi ditambahkan laser range finder yang dipasang coaxial pada kubah.

Oto Melara 30 mm dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).

Baca juga: PT Karimun Anugrah Sejati Luncurkan Dua Kapal Patroli PC-40 untuk Satrol Koarmabar

"Kami masih menunggu kesiapan dermaga di Teluk Bayur, apabila dermaga siap kita akan proses secepatnya," kata Komandan Satuan Patroli Lantamal II Padang, Kolonel Laut Joko Triwanto, di Tua Pejat, Rabu.

Dalam pembangunan dermaga, pihaknya telah bekerja sama dengan PT Pelindo. Apabila seluruhnya telah siap, kapal akan dibawa ke Padang.

"Kemungkinan apabila dermaga dan dokumen dalam minggu ini siap maka kedatangan kapal-kapal akan dipercepat," katanya.

Ia mengatakan keempat kapal tersebut telah memiliki nama, yaitu KRI Kelabang, KRI Kala Hitam, KRI Kurau, dan KRI Cakalang. Keempatnya merupakan jenis kapal patroli cepat.

Dia mengatakan kapal tersebut khusus untuk jajaran Lantamal II Padang guna mendukung patroli dan pengawasan wilayah laut Sumatera Barat.

Ia mengatakan dengan kehadiran kapal tersebut, pengamanan pulau-pulau terluar akan menjadi prioritas.

"Patroli akan dilakukan mulai dari sisi utara hingga sisi selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Apalagi daerah ini akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tentu pengawasan akan lebih ditingkatkan lagi," katanya.

Dengan adanya kunjungan Forkopimda ke pulau terluar itu, pihaknya akan memberikan masukan kepada pimpinan terkait dengan satgas pengamanan pulau terluar.

"Biasanya dalam satgas akan ada penempatan personel di pulau terluar. Selain itu untuk patroli akan kita rutinkan di seluruh Kepulauan Mentawai," kata dia.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan pengawasan harus terus dilakukan, terutama di pulau-pulau terluar di daerah itu.

"Apalagi KEK akan terbentuk sehingga Mentawai akan menjadi jalur masuk dari luar negeri. Ini perlu pengawasan dan sinergi dari berbagai pihak agar semua berjalan sesuai dengan aturan," katanya. (rdk)

 

Berita Lainnya

Index